Jumat, 14 Februari 2014

Adam dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir Mawdhu'i



ABSTRAK

KISAH ĀDAM DALAM AL-QUR’AN
(Tinjauan Tafsir Mawu’i)

Disertasi ini membahas persoalan pokok tentang bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang kisah Ādam dalam Al-Qur’an, dengan sub masalahnya adalah bagaimana bagaimana teori penciptaan Ādam menurut al-Qur’an dan validitas teori evolusi, bagaimana alur episod kisah Ādam dalam kaitannya dengan konsep kekhalifahan manusia menurut al-Qur’an, dan bagaimana implementasi kisah Ādam dalam kaitannya dengan kekhalifahan manusia menurut al-Qur’an.
Metodologi penelitian yang digunakan, fokus library research (kajian pustaka) dengan data utamanya bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut diinterpretasi berdasarkan metode tematik. Dengan menggunakan metode tersebut, maka ayat-ayat tentang kisah Ādam serta term-term yang sepadan dengannya dielaborasi secara utuh dan menyeluruh untuk dinterpretasi secara tekstual dan kontekstual dengan beberapa pendekatan yang digunakan.
Hasil penelitian ini merumuskan kesimpulan Teori evolusi Charles Darwin tentang kisah asal muasal manusia adalah kera, moyet atau gurilla merupakan teori yang salah. Yang sebenarnya adalah manusia berasal dari Ādam sebagai abā al-basyar yang langsung diciptakan oleh Allah. Dengan berbagai kelebihan dan kemuliaan yang dimiliki Ādam, maka ia dan keturunannya diberi amanah sebagai khalifah untuk mengelolah bumi ini dengan baik dan benar. Kisah Ādam dalam kaitannya dengan kekhalifahan manusia dapat dilihat pada aspek aktualisasi pengembangan ilmu pengetahuan dan penunaian kekhalifahan sebagai pemimpin, pengendali, pengatur dan pemelihara kesejahteraan kehidupan umat manusia.
Implikasinya adalah, bahwa ayat-ayat al-Qur’an tentang kisah Ādam, telah memberikan solusi wacana kontroversial teori penciptaan manusia pertama. Selanjutnya pemahaman tentang kisah Ādam sebagai khalifah, berimplikasi pada pemberian pencerahan kepada segenap umat manusia untuk berusaha menjalankan statuta kekhalifahan tersebut sehingga terwujud kehidupan yang sejahtera dan harmonis.

Adam dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir Mawdhu'i



ABSTRAK

KISAH ĀDAM DALAM AL-QUR’AN
(Tinjauan Tafsir Mawu’i)

Disertasi ini membahas persoalan pokok tentang bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang kisah Ādam dalam Al-Qur’an, dengan sub masalahnya adalah bagaimana bagaimana teori penciptaan Ādam menurut al-Qur’an dan validitas teori evolusi, bagaimana alur episod kisah Ādam dalam kaitannya dengan konsep kekhalifahan manusia menurut al-Qur’an, dan bagaimana implementasi kisah Ādam dalam kaitannya dengan kekhalifahan manusia menurut al-Qur’an.
Metodologi penelitian yang digunakan, fokus library research (kajian pustaka) dengan data utamanya bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut diinterpretasi berdasarkan metode tematik. Dengan menggunakan metode tersebut, maka ayat-ayat tentang kisah Ādam serta term-term yang sepadan dengannya dielaborasi secara utuh dan menyeluruh untuk dinterpretasi secara tekstual dan kontekstual dengan beberapa pendekatan yang digunakan.
Hasil penelitian ini merumuskan kesimpulan Teori evolusi Charles Darwin tentang kisah asal muasal manusia adalah kera, moyet atau gurilla merupakan teori yang salah. Yang sebenarnya adalah manusia berasal dari Ādam sebagai abā al-basyar yang langsung diciptakan oleh Allah. Dengan berbagai kelebihan dan kemuliaan yang dimiliki Ādam, maka ia dan keturunannya diberi amanah sebagai khalifah untuk mengelolah bumi ini dengan baik dan benar. Kisah Ādam dalam kaitannya dengan kekhalifahan manusia dapat dilihat pada aspek aktualisasi pengembangan ilmu pengetahuan dan penunaian kekhalifahan sebagai pemimpin, pengendali, pengatur dan pemelihara kesejahteraan kehidupan umat manusia.
Implikasinya adalah, bahwa ayat-ayat al-Qur’an tentang kisah Ādam, telah memberikan solusi wacana kontroversial teori penciptaan manusia pertama. Selanjutnya pemahaman tentang kisah Ādam sebagai khalifah, berimplikasi pada pemberian pencerahan kepada segenap umat manusia untuk berusaha menjalankan statuta kekhalifahan tersebut sehingga terwujud kehidupan yang sejahtera dan harmonis.

Jumat, 31 Januari 2014

K.H. Hasyim As'ariy



ABSTRAK


K.H.HASYIM ASY’ARI;
Tinjauan Histori Kepeloporannya Sebagai Ulama dan
Pemikiran Keagamaannya

Disertasi ini meneliti merupakan kajian tokoh ditinjau berdasar-kan pendekatan sejarah. Tokoh yang dikaji adalah K.H.Hasyim Asy’ari dengan melihat kepeloporannya sebagai ulama dan pemikiarnnya. Terdapat tiga sub masalah yang dikaji dan diteliti, yakni, bagaimana latar belakanga sejarah sepesifikai kepeloporan K.H.Hasyim Asy’ari, bagaimana pemikiran keagamaannya, dan bagaimana pengaruh serta prospektif kepeloporan dan pemikirannya tersebut.
Metode penelitian yang digunakan mencakup pelaksaksanaan penelitian berdasarkan library research dengan menggunakan pendekatan sejarah, sosiologi, dan teologis normatif. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deduktif, induktif, dan komparatif.
Disertasi ini menyimpulkan bahwa K.H.Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama, yang kharismatik, memiliki kepeloporan pada tiga segi yakni sebagai pelopor perjuangan, pelopor pergerakan nasional dan pelopor pembaruan pendidikan. Pemikiran keagamaannya juga dipetakan dalam tiga segi yakni teologi, tasawuf, dan fikih. Pengaruh kepeloporan dan pemikirannya sangat kuat dan memiliki arti penting dalam terwujudnya sikap persatuan, sikap nasionalisme dan patriotisme bagi seluruh elemen bangsa sehingga dengan mudah mereka merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Kepeloporan K.H.Hasyim Asy’ari untuk saat sekarang ini patut dijadikan uswah, baik dalam kedudukannya sebagai pelopor perjuangan yang tangguh, pelopor dan pengawal organisasi keagamaan, maupun dalam kedudukannya sebagai pelopor pembaruan pendidikan Islam. []
FB. Mahmud Suyuti محمود سيوطي
Tel: 04119118374
HP: 08114118374

NILAI-NILAI TASAWUF DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Solusi Mengantisipasi Krisis Spiritual di Era Globalisasi



ABSTRAK


IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TASAWUF DALAM PENDIDIKAN ISLAM
(Solusi Mengantisipasi Krisis Spiritual di Era Globalisasi)
Disertasi ini difokuskan pembahasannya pada urgensi implementasi nilai tasawuf dalam pendidikan Islam, peranan tasawuf sebagai terapi spiritual mengantisipasi problem sosial di era global, dan upaya yang harus dilakukan dalam mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi berdasarkan ajaran tasawuf melalui pendidikan Islam.
Pendidikan Islam dan tasawuf dalam berbagai aspek, memiliki tujuan yang sama, yakni berupaya mendekatkan manusia kepada Allah swt dan  mewujudkan insan kamil pada dirinya dalam arti luas, sehingga yang bersangkutan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, implementasi nilai tasawuf dalam pendidikan Islam terutama di era globalisasi yang ditandai dengan krisis spiritual, sangat penting untuk dikaji secara cermat dan mendalam.
Metode pembahasan yang digunakan dalam disertasi ini, adalah library research dengan menggunakan pendekatan teologis normatif, filosofis, paedagogis, psikologis, dan sosio kultural. Data yang diperoleh melalui research (kepustakaan), diolah dan dianalisis secara deduktif, induktif, dan komparatif.
Dengan penggunaan metode pembahasan seperti yang telah disebutkan di atas, maka hasil akhir disertasi ini merumuskan bahwa implementasi nilai tasawuf dalam pendidikan Islam memiliki arti penting karena dengannya mampu memperkuat spiritualisme keagamaan di era globalisasi yang dihadapi masyarakat. Di sisi lain, implementasi nilai tasawuf dalam pendidikan Islam dianggap mampu mengantisipasi problem sosial di era globalisasi ini. Sekaitan dengan itulah, maka langkah-langkah strategis yang harus diupayakan adalah menerap-kan nilai-nilai tasawuf melalui jalur pendidikan informal, formal, dan non formal. Cara yang demikian, merupakan konsep pendidikan Islam berorientasi tasawuf yang ditawarkan dalam disertasi ini, dan dianggap sebagai terapi spiritualisme di era globalisasi.
FB. Mahmud Suyuti محمود سيوطي
Tel: 04119118374
HP: 08114118374